Senin, 24 November 2008

PERKEMBANGAN BAHASA

PERKEMBANGAN BAHASA DAN IMPLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Kajian Pustaka)

A. Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences)

Multiple intelligence merupakan sebuah teori yang digagas oleh Dr. Howard Gardner dan rekan-rekannya di Harvard University. Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai budaya. Ia mengatakan bahwa psikologi dan pendidikan telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mempelajari kecerdasan didalam ruang test dan bahwa kedua disiplin itu seharusnya lebih banyak melihat ke dalam dunia nyata untuk mencari contoh-contoh cara manusia memecahkan masalah dan menciptakan berbagai produk penting bagi perkembangan budaya.
Setelah meneliti berbagai jenis kemampuan, kompetensi dan ketrampilan yang digunakan si seluruh dunia, Dr. Gardner akhirnya menyusun daftar tujuh kecerdasan dasar (baru-baru ini, ia menambahkan kecerdasan yang kedelapan) yang menurutnya bisa mencakup berbagai jenis kecerdasan.
1. Kecerdasan Verbal atau linguistik
Kecerdasan verbal adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Dalam kehidupan sehari-hari, kecerdasan verbal bermanfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca apapun (mulai dari rambu lalu lintas sampai novel klasik), dan menulis laporan (mulai pesan dan e-mail sampai puisi dan laporan kantor).
2. Kecerdasan Logis – Matematis (logika)
Kecerdasan logika melibatkan keterampilan mengolah angka dan/atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan ketika menciptakan hipotesis dan dengan tekun mengujikannya dengan data ekperimental.
3. Kecerdasan Visual atau Spasial
Ini adalah kecerdasan gambar dan visualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakan dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
4. Kecerdasan Bodily atau Kinestik – Jasmani
Kecerdasan kinestik – jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh.
5. Kecerdasan Musical
Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendapat manfaat dari kecerdasan musical setiap kali kita menyanyikan paduan suara, memainkan alat musik dan menikmati musik di TV, radio atau CD.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain, mulai kemampuan berempati pada orang lain sampai kemampuan memanipulasi sekelompok besar orang menuju suatu tujuan bersama.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri dan kecerdasan mengetahui siapa diri kita sebenarnya.
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita. Ini juga kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam lain.

B. Perkembangan Bahasa
Semua anak tampaknya melalui serangkaian tahap bahasa ketika mereka memperoleh bahasa. Usia anak ketika mencapai tahap. Tahap itu dapat berbeda, tetapi urutan tahap pemerolehan bahasa itu tampaknya sama bagi setiap anak. Menurut Aitchison (1984), tahap pemerolehan bahasa anak tampak seperti tabel berikut ini.

Tahap Perkembangan Bahasa
Usia
Lahir Menangis
6 Minggu Mendengkur
6 Bulan Meraban
8 Bulan Pola Intonasi
1 Tahun Tuturan satu kata
18 Bulan Tuturan dua kata
2 Tahun Impeksi kata
21/4 Tahun Kalimat tanya dan ingkar
5 tahun Konstruksi yang jarang dan kompleks
10 Tahun Tuturan yang matang

Urutan gejala atau tahap pemerolehan bahasa anak itu dapat diperikan sebagai berikut:
Tahap menangis, yakni suatu tahap dimana bayi mengeluarkan tangisan. Tangisan bayi ternyata mempunyai beberapa tipe makan. Sebenarnya tidaklah tepat bila dikatakan bahwa tangisan adalah fase perkembangan bahasa, karena tampaknya tangisan itu merupakan komunikasi yang bersifat instingtif. Hasil penelitian membuktikan bahwa makna tangisan bayi bersifat universal.
Tahap mendengkur, yakni suatu tahap ketika anak itu mulai mengeluarkan bunyi dengkuran seperti dengkur burung merpati. Bunyi seperti itu sering diidentifikasi sebagai mirip dengan vokal, meskipun pengecekan dengan spektogram menunjukkan bunyi dengkuran itu tidak sama dengan vokal orang dewasa.
Tahap meraban, yakni tahap di mana anak itu mulai melatih alat-alat ucapkan dengan mengeluarkan bunyi mama, dada dan sejenisnya. Bunyi-bunyi semacam itu bersifat universal. Artinya gejala semacam itu berlaku bagi setiap anak di dunia, tidak pandang bulu anak itu berbahasa apa dan dari etnis dan bangsa apa anak itu. Pada tahap ini anak juga masih mendengkur di samping meraban.
Tahap pola intonasi, yakni tahap di mana anak itu mulai menirukan pola intonasi orang tuanya.
Tahap tuturan satu kata, yakni tahap di mana anak itu mulai memperoleh empat atau lima kata sampai kurang lebih lima puluh kata. Rata-rata anak memperoleh lima belas kata yang berupa nama orang, binatang atau benda.
Tahap tuturan dua kata, yakni tahap anak memperoleh kata mencapai ratusan jumlahnya. Tahap ini sering disebut sebagai tahap telegrafis karena tuturan anak itu mirip dengan telegram yang sangat singkat, lazimnya dua kata yang sudah merupakan kalimat utuh.
Tahap infeksi kata, yakni tahap anak mulai memperoleh kata-kata turunan dari kata benda atau kata kerja, dan lain-lain dan anak memperoleh kata ulang serta mungkin juga kata majemuk.
Tahap bentuk tanya dan ingkar yaitu tahap di mana anak itu mulai dapat menggunakan bentuk tanya dan bentuk ingkar.
Tahap konstruksi yang jarang atau kompleks yaitu tahap di mana anak itu mulai menggunakan konstruksi yang jarang digunakan atau konstruksi yang kompleks, seperti kalimat majemuk.
Tahap tuturan yang matang, yaitu tahap di mana anak sudah memperoleh tuturan yang lengkap yang mirip atau sama dengan tuturan yang dikuasai oleh orang dewasa. Pada tahap itu, periode kritis sudah lewat dan anak sudah menguasai kaidah tata bahasanya secara relatif sempurna.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa juga dipengaruhi lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, di saat mulai bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa antara lain:
Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat.
Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa.
Kecerdasan anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya.
Kondisi fisik
Kondisi fisik disini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi tentu saja akan menunggu perkembangannya dalam berbahasa.

C. Perkembangan Bahasa dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Chomsky (Woolflok, dkk, 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.
Kemampuan berpikir akan berbeda-beda, sedang berpikir dan bahasa mempunyai korelasi yang tinggi. Kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya, kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi karakteristik siswa yang berbeda-beda dengan memperhatikan perbedaan kecerdasan verbal atau linguistik maka guru harus memilih dan menggunakan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang tepat dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan berbahasa anak.
Salah satu pendekatan yang cocok dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pendekatan komunikatif. Pada hakikatnya pendekatan komunikatif berorientasi pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Tujuan pembelajarannya adalah mengembangkan kompetensi komunikatif yang meliputi kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana dan kompetensi strategi (savigman, 1983).
Pembelajaran sebagai sarana untuk penguasaan berbahasa mengandung unsur yang terkait yang bisa dipertimbangkan dan dilakukan oleh pengajar yaitu tujuan, materi, kegiatan belajar mengajar, guru siswa dan penilaian.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran bahasa pada umumnya adalah terbentuknya empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis baik yang menyangkut aspek kebahasaan maupun kesastraan.
Perumusan tujuan bahasa dalam pendekatan komunikatif didasarkan atas analisis kebutuhan (need analysis, need assessment) yaitu hal-hal yang ingin dicapai oleh pembelajar. Analisis kebutuhan dapat dirumuskan atas dasar penelitian, pengamatan, survei atau kebijakan daerah dan sebagainya.
b. Materi Pelajaran
Tujuan yang telah dirumuskan dikembangkan menjadi materi pelajaran. Materi juga didasarkan atas kebutuhan. Penyajian materi hendaknya betul-betul dikaitkan dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi, penyajian dikaitkan dengan konteks, makna bahasa secara utuh.
c. Peran Guru Pembelajar dan Teknik Pembelajaran
Pendekatan komunikatif, pembelajaran yang berpusat pada pembelajar. Untuk mengembangkan AKREP Pembelajar, dapat digunakan berbagai teknik pembelajaran tanya jawab, diskusi, tugas, diskusi kelompok, karyawisata dsb. Guru dapat menggunakan teknik elektrik (gabungan berbagai teknik), yang penting dapat menggairahkan situasi belajar, meningkatkan motivasi, mengembangkan daya aktif, kreatif dan produktif pembelajar untuk berujar, menulis, dan bertindak. Peran guru sebagai organisator, motivator dan fasilitator.
d. Penilaian Pembelajaran
Penilaian pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif dilaksanakan dengan dua cara yaitu penilaian proses dan hasil. Dalam pendekatan komunikatif, penilaian proses pembelajaran lebih bermakna daripada penilaian hasil. Pertimbangannya penilaian proses lebih komprehensif.
Kecerdasan linguistik siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan berbagai cara salah satu diantaranya dengan menggunakan model pengekspresian secara mandiri baik secara lisan maupun tulisan.
1. Siswa diajak berkomunikasi langsung baik secara lisan maupun tulisan (misalnya: bercerita, diskusi, bermain peran, mengarang, menulis buku harian, menulis puisi dsb), dengan menggunakan kata-kata atau bahasa yang disusun oleh siswa sendiri. Dengan cara ini guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan berbahasa siswanya.
2. Berdasarkan hasil identifikasi itu guru melakukan perbaikan-perbaikan atas kesalahan berbahasa yang dilakukan para siswa juga melakukan pengembangan bahasa siswa dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat. Dalam hal ini guru harus lebih banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi ataupun komunikasi bebas.
3. Selain itu kecerdasan linguistik dapat dikembangkan dengan cara membaca buku terutama novel, cerpen atau cerita yang menarik. Membaca selain meningkatkan intelegensi linguistik juga memberi manfaat besar bagi pengembangan pengetahuan. Hal ini dapat membantu untuk dapat berpikir secara luas dan terbuka dan tidak picik.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, Leo Indra dan Syamsul Sodiq. 2000. Psikolinguistik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta. Adicita Karya Nusa.

Sunarto, H. dan B. Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syurfah, Ariany. 2007. Multiple Intelligences for Islamic Teaching. Panduan Melejitkan Kecerdasan Majemuk Anak Melalui Pengajaran Islam. Bandung: PT Syaamil Cipta Media.

IMPIAN SUAMI ISTRI

IMPIAN SUAMI ISTRI


Waktu menunjukkan pukul sembilan malam,. di sebuah ruang tamu yang luas dan mewah duduk di sofa empuk sepasang suami istri. Tatapan matanya seolah-olah sedang menyantap sajian sinetron di tayangan televisi padahal pikirannya mengembara entah ke mana.
“ Bu, kita ini sudah tua. Usia kita tak terasa sudah lebih dari setengah abad, berapa lama lagi kita bisa hidup bersama,” terdengar suara berat Pak Kasman sambil menatap istrinya.
“Ya, kita memang sudah tua, dan kita pun sudah kaya hidup kita dikelilingi harta,” ujar Bu Ratih sambil menggeserkan air minum buat suaminya itu.
“ Heeh, memang, menurut orang kita ini sudah kaya. Perusahaan kita semakin berkembang, kita bisa mengeruk keuntungan yang sangat besar setiap bulannya. Rumah kita laksana keraton yang megah dengan halaman yang sangat luas. Tapi….,” suara Pak Kasman berhenti, terasa kerongkongannya menjadi kering kerontang. Matanya kosong sambil menatap tayangan televisi .
“ Itu semua disebabkan karena aku, karena keadaanku ini. Usia perkawinan kita sudah lebih dari seperempat abad. Bertahun-tahun kita sangat menantikan kehadiran buah hati, yang bisa meneruskan cita-cita kita, tapi impian tinggallah impian. Berpuluh-puluh dokter kandungan ternama sudah kita coba, berpuluh-puluh tabib tersohor sudah kita kunjungi, namun semua itu tak bisa mengubah keadaanku ini. Akulah yang menyebabkan hidup menjadi sepi begini, akulah yang menyebabkan kau merana seperti ini,” kemudian meledak tangis Bu Ratih. Bahunya berguncang hebat
“ Jangan, jangan salahkan dirimu sendiri, Bu. Kita tidak kuasa melawan takdir ini,” Pak Kasman bangkit lalu mendekap tubuh istri yang sangat dicintainya itu
“ Sudah lama aku sarankan agar Bapak mencari pendamping yang bisa memberikan keturunan, tidak mandul seperti aku ini. Aku sudah rela dimadu. Bukankah tujuan berumah tangga itu agar kita mendapatkan keturunan.”
Perkataan itu terasa sangat menusuk jantung Pak Kasman.. “ Beratus-ratus kali kau menyuruhku untuk mencari pendamping yang baru, aku takan mela kukannya. Cintaku hanya untukmu seorang, tak mungkin aku membagi cinta dengan perempuan yang lain..”
Tangan Pak Kasman membelai rambut istrinya yang telah beruban, dihapus air mata istrinya dengan penuh kasih sayang. Keduanya berpelukan erat. Keduanya mengalirkan air mata, rasa pedih menyelimuti relung-relung hati mereka.
Pak Kasman menyadari betul akan kesetian istrinya itu, bahkan ia merasa istrinya telah membawa keberuntungan dalam hidupnya. Bu Ratih adalah anak satu-satunya searang pengusaha yang kaya raya. Sepeninggal orang tuanya seluruh harta warisan jatuh ke tangan istrinya.
Pagi yang cerah,matahari sudah keluar dari peraduannya. Diam-diam Bu Ratih mengunjungi sebuah panti asuhan, ditemuinya para pengurus panti asuhan itu dan dia pun menyampaikan tujuan kedatangannya itu. Pengurus panti asuhan pun menyambut kedatangan Bu Ratih dengan sejuta harapan. Siapa yang tak kenal Bu Ratih dan Pak Kasman orang terkaya di Ciseeng Bogor.
“ Pak, kalau Bapak tidak berniat untuk menikah lagi sebaiknya kita mengambil anak angkat saja. Aku sudah mengunjungi panti asuhan dan di sana banyak anak-anak yang membutuhkan kasih sayang orang tua ,” terdengar suara Bu Ratih dengan penuh ragu, karena dia tahu dulu telah menganjurkan hal yang sama tapi suaminya menolak. Dia berharap kali ini suaminya telah berubah pikiran.
Pak Kasman meletakan koran yang tengah dibacanya itu, ditatap wajah istrinya dalam-dalam. “Bu, kalau kita mengambil anak angkat sama saja kita mencari petaka. Apakah Ibu tidak pernah membaca koran, melihat TV tentang kasus-kasus keserakahan anak angkat? Musibah akan menjemput kita, kita bisa jadi sengsara bahkan yang lebih parah nyawa kita akan terancam,” Pak Kasman mencoba meyakinkan istrinya.
Bu Ratih diam membisu rasanya tak kuasa untuk berdebat dengan suaminya itu. Hatinya berontak, jiwanya meronta namun apalah daya. Dia tahu betul sifat suaminya yang selalu berpegang teguh akan pendiriannya tak bisa ditawar-tawar lagi.
Akhirnya untuk mengusir rasa sepi Bu Ratih mempekerjakan beberapa orang pembantu rumah tangga. Tak jarang ketika pembantunya sedang bekerja Bu Ratih ikut membantunya. Namun ternyata kesepian tak pernah mau beranjak pergi. Anak dan cucu yang lucu-lucu selalu terbayang-bayang dihadapannya.
Sampai pada suatu pagi buta tedengar jeritan Minah memecah kesunyian. Pak Kasman dan istrinya begitu terperanjat mendengar jeritan yang minta tolong itu. Dicari dan dihampirinya asal mula suara itu, yang ternyata berasal dari kamar Ningsih salah seorang pembantu rumah tangganya. Di atas ranjang tergolek kaku Ningsih, sedangkan Minah terus menangis sambil mengguncang-guncang tubuh Ningsih yang sudah tidak bernyawa lagi.
“ Kenapa dengan Ningsih ?” Tanya Pak Kasman dan istrinya sambil mendekati ranjang tempat Ningsih tergolek.
“ Engga tahu juragan, saya berniat membangunkan Ningsih tapi keadaannya sudah begini.”
Siang itu juga tersiar kabar bahwa salah seorang pembantu Pak Kasman meninggal secara tiba-tiba. Desas-desus tentang Pak Kasman yang telah nempersembahkan tumbal agar harta kekayaannya semakin melimpah telah menjadi buah bibir. Untung saja Pak Kasman jarang bergaual dengan orang-orang yang ada di sekitarnya sehingga tidak tahu menahu apa kata mereka tentang dirinya.
Dari kejadian itu satu persatu pembantu rumah tangga pak Kasman minta untuk berhenti dengan berbagai alasan. Pak Kasman mencari penggati pembantu yang lain lewat penyalur. Pak Kasman merasakan ada sesuatu yang aneh pada pembantu-pembantunya yang baru itu. Kecurigaan Pak Kasman semakin menjadi-jadi ketika melihat para pembantunya itu sering ngobrol bersama di suatu tempat yang agak tersembunyi seolah-olah sedang merencanakan sesuatu, sesuatu yang buruk bagi dirinya dan istrinya.
“ Bu, kita ini harus hati-hati atas bahaya yang sedang mengancam kita. Lihat berita ini, Bu!” ujar Pak Kasman sambil sambil menunjuk pada sebuah berita yang tertulis pada surat kabar “Radar Bogor”. Di situ tertulis dengan jelas” Tiga pembantu Rumah Tangga Bantai Majikan dengan Sadis.”
Bu Ratih menjadi bingung “ Maksud Bapak ini apa ?”
“ Besok Bapak akan memberhentikan para pembantu kita. Mereka telah berkomplot untuk mencelakai dan merampas harta kita.”
“ Tidak boleh berprasangka buruk Pak, itu tidak baik . Mereka butuh makan dan menghidupi keluarganya. Kalau tidak ada mereka siapa yang akan membantuku untuk mengurus semuanya?”
“ Kita memang sudah ditakdirkan untuk hidup berdua, Bapak rasa semuanya akan teratasi. Yang terpenting hidup kita ini aman dari segala mara bahaya.”
Setiap malam menjelang tidur hati Pak Kasman selalu merasa gelisah. Sering bertanya pada dirinya “ Untuk siapa harta kekayaan yang berlimpah itu, bahagiakah hidupku dengan semua kekayaan itu, seberapa besar cintaku pada harta kekayaan itu?” Pertanyaan-pertanyaan itu selalu mengusiknya sekalipun dia berusaha untuk membuangnya jauh-jauh.
Serentetan pertanyaan-pertanyaan itu telah membawa dirinya ke alam mimpi. Dalam selimut sepi yang semakin pekat, Pak Kasman merasa aman kalau tidurnya itu selalu menghadap ke dinding tembok yang kokoh.
Dalam mimpinya dia bertemu dengan kakek-kakek yang berjubah putih, kemudian diajaknya berjalan berkeliling ke sebuah perkampungan yang amat kumuh. Di sana didapati petak-petak rumah yang kumuh dengan ukuran yang sangat kecil. Sasana itu sangat asing bagi dirinya. Kadang Pak Kasman memberanikan diri bertanya pada orang-orang yang dijumpainya, tapi mereka diam membisu hanya terpancar senyum-senyum sinis sebagai jawabannya. Pak Kasman menjadi bingung lalu meneruskan perjalanannya. Pemandangan yang indah terlintas di hadapannya katika melihat anak-anak kecil dengan kain kumal membungkus tubuhnya yang kering tak berdaging sedang asyik bermain sesekali terdengar celotehan dan tawa mereka. Ketika anak-anak itu dihampirinya mereka lari ketakutan seperti dikejar setan sambil berteriak minta tolong pada orang tuanya.
“ Apa yang dapat kau lihat dan kau rasakan?” tiba-tiba kakek tua itu sudah berada disampingnya
“ Mengapa semua orang tak memperdulikanku, mengapa anak-anak takut padaku?”
“ Aku yakin suatu saat kau akan menemukan jawabannya sendiri, lepaskan belenggu yang telah memenjarakan hatimu,” bisik kakek tua itu nyaris tak terdengar lalu menghilang ditelan angin.
Pak Kasman berteriak memanggil kakek tua itu, karena dia merasa penasaran dengan ucapan kakek tua itu.
“ Pak…. Bapak bermimpi yah?” Ucap Bu Ratih sambil mengguncang-guncangkan tubuh suaminya itu.
“ Ya…. aku bermimpi, dalam mimpiku aku diajak jalan-jalan oleh kakek tua ke sebuah perkampungan yang kumuh, di sana aku menyaksikan hal-hal aneh yang terasa asing bagiku.”
“ Aku juga mengalami mimpi yang sama,” jawab Bu Ratih dengan tatapan mata yang penuh keheranan.
Malam berganti malam Pak Kasman dan Bu Ratih selalu mengalami mimpi-mimpi yang nyaris sama. Mimpi-mimpi yang hadir itu ada kalanya membawa mereka
terbang ke alam yang mampu mengobati kerinduannya, tetapi juga tak jarang mereka sering terjaga dari tidurnya dengan hadirnya mimpi-mimpi yang menyeramkan.
Dalam kamar yang begitu luas dengan segala perlengkapan yang serba mewah menjadi saksi bisu dalam setiap mimpi-mimpinya. Kali ini dalam lelap tidurnya, Pak Kasman mengalami mimpi yang sangat mencekam. Istrinya menjerit-jerit histeris meminta pertolongan ketika gemuruh angin yang begitu dahsyat sanggup menumbangkan kokohnya pepohonan di sekitar rumahnya menerpa mengenai tubuh istrinya. Pak Kasman terperenjat, kemudian mencari istrinya, didapatinya Bu Ratih sedang menangis ketakutan ketika menyaksikan bangunan kokoh rumahnya bergetar hebat disertai retakan-retakan besar dengan atap yang hampir mau ambruk.
Pak Kasman sadar apa yang dialaminya bukanlah mimpi, tapi benar-benar nyata. Pak Kasman berfikir apa yang harus diselamatkan, dirinya, istrinya ataukah hartanya? Akhirnya dengan mantap ia menyeret istrinya berlari ke luar menghindari robohan bangunan yang hampir ambruk.
Di halaman yang luas mereka menyaksikan bangunan yang hampir rata dengan tanah, begitu dahsyatnya angin puting beliung menyapu segala harta yang dimilikinya yang selama ini begitu ia banggakan.
Dalam keadaan shok, Pak Kasman mendengar jeritan seorang anak diantara reruntuhan bangunan rumah tetangganya. Didapatinya kedua orang tua anak itu tergeletak kaku dengan sebagian tubuhnya tertimbun reruntuhan.
Pak Kasman dan Bu Ratih menghampirinya dan mendekap erat anak itu seraya berbisik ” Kami akan menjadi orang tuamu yang baru, Nak.”





ANAKKU

A N A K K U

Sepuluh tahun lalu anugrah besar kudapati
Tatkala boneka kecil terlahir mulus menggemaskan
Susah tergambarkan kasih sayangku tercurah menyertainya
Ku tak boleh menyia-nyiakannya
Lima tahun berlalu karunia-Mu
Kembali kudapati
Boneka kecilku terlahir amat lucu
Tidak berkurang tercurah kasih sayangku
Itulah kebesaran-Mu
Tiga tahun berlalu pikuk isi rumahku kian menjadi
Mewarnai hadirnya momongan baru

Walau di tengah-tengah dengkur kebanyakan orang
Ku harus terjaga menjaganya
Tak membuatku buyar menjadi perisainya
Agar kau tetap lelap dengan mimpinya
Tapi disaat seperti ini
Di saat ku di pembaringan ini
Mengapa kau terasa menjauh ?
Mestinya mereka menghiburku, aku menjagamu
Celotehnya, tarian lucunya dan senyumannya
Mungkin bisa membuatku gila
Kurindu mereka
Kurenungi Anugrah-Mu, berkah-Mu
Ternyata kerinduan ini menjadi semangat Jiwaku
Tuk kembali seperti dulu
Kaulah semangatku

SUAMI

S U A M I


Setia mendampingiku
Terutama di saat seperti sekarang
Ku tergolek di pembaringan
Selamanyakah seperti itu untuku ?
Kuharap memang begitu
Kau menjadi perawatku
Meski kau bukan perawat
Kau memang bukan teman,
tapi lebih dari itu
Kau menjadi ayahku meski kau bukan
yang membesarkanku
Kau menjadi perisaiku
Yang pasti kau menjadi ayah
bagi anak-anaku
Baru sebelas tahun telah kau jalani peranmu
Semakin bermakna hidup ini
Untuk tetap kita jalani
Memang ada batu sandungan
Kerikil-kerikil bukan berbentuk bongkahan
Mudah-mudahan tetap dapat melewatinya

PERAWAT

P E R A W A T


Kesungguhanmu adalah ketulusanmu
Keramahanmu adalah kepribadianmu
Kau tak mengeluh
Walau kutahu kau mestinya mengeluh
Kau tak terpancing marah
Walau kutahu kau dimaki,
dan mestinya kau marah
Senyumu tulus tak terpaksakan
Itu pasti, karena kutahu itu keramahanmu
Kau ganti cairan infusku
Ketika tetesan lain telah terhenti
Kau tepat waktu
Kau ambil darahku
Kau buat pasti akan sembuhku
Aku termangu, kerjamu tak terbatasi waktu
Kau telaten, begitu pada setiap fasien
Akupun mestinya dapat seperti itu
Aku mau !Walau berbeda dengan profesimu